Selepas lelah, n bercumbu dengan waktu, aku putuskan untuk pulang saja menutup mata ini sejenak alias tiduuuurrr!!
Panasnya matahari semakin membuat ragaku menjadi ciut n sempat marah dengan keringat, tapi sudahlah, toh alam juga masih setia menanti rayuannya.
Aku sedikit terayun-ayun sesaat pedal gigi 4 dibarengi gas paling kencang menyerobot angkot tujuan Cimahi-ST.Hall D 3478 AW. Lampu merah akhirnya menghentikan niatku.
Tiba-tiba " awas sia maneh, eta kejaarr, aya nu pegaatt!! ", suara itu terdengar lusuh n sangar. Ya, pendengaranku tidak salah, selayaknya mereka.
Dan.. Wooww!! ternyata mereka yang sedang asik bermain layangan.
Ini lah perempatan paling ramai sepanjang waktu 24 hours! PasirKoja.
Raga yang tadinya hampir lengser oleh waktu, kembali berkobar bak api yang disambut oleh terik matahari yang semakin jadi "gila" di 13.23 WIB ini.
Aku banting stir ke kiri, merapat menuju pohon yang ada disebelah kiri. Standar ku buka, ku kembali memusatkan knsentrasi kepada mereka.
Tadinya aku ingin mendekati mereka, tapi rasanya tak enak mengganggu permainan mereka, mereka sangat asik sekali..
Di tengah lalu lintas kota yang tiada henti itu, mereka tak jua mau kalah dengan perpacuan yang sangat jarang terjadi.
Ku hanya melihat dari jauh, betapa berjiwa besarnya hati mereka sebagai anak bangsa yang berhak atas bangsa n tanah airnya. Merelakan setiap kaisan tanah, yang hanya disediakan untuk memperindah kota, berjuta-juta beton panjang n gedung-gedung komersil yang megah.
Tak layak rasanya mereka mendapatkan itu. Mana tanggungjawab negara yang diyakini KAYA ini?
Sayangnya tak ada yang peduli. Hanya menyaksikan, betapa tragis n sedihnya aku menjadi bagian dari bangsa ini, tapi tak bisa berbuat apa-apa. :(
Itulah cerita para anak pengemis jalanan, namun KAYA akan hati. Tak banyak yang mereka mengerti, kenapa harus seperti ini keadaannya. Yang mereka tahu adalah bermain bersama dengan DAMAI dan BERBAGI.
>
>
>
|...Sayangnya aku tak sempat mengabadikan moment itu, karena ada beberapa dari mereka yang juga sedang memperhatikan aku. Mungkin aku disangka wartawan jalanan/aktivis yang bisa saja merugikan mereka...|
Aku
- Ezzy Fauzia
- Aku bukan sedang menangis, tak juga marah bahkan tertawa, Aku sedang tersenyum di sela jamuanku.
Jumat, 28 Januari 2011
continue...
...Yah..kembali ia teringat Ibunya, Ibu yang sangat mengharapkan dirinya menjadi 'orang'.
Kata itu yang ia pegang sejak sesosok mayat ia temukan di kamarnya, sebelum ia pulang kerumahnya, ia menjamu
Kata itu yang ia pegang sejak sesosok mayat ia temukan di kamarnya, sebelum ia pulang kerumahnya, ia menjamu
Kamis, 06 Januari 2011
Masa-masa sulit
"Aku kira bekerja dan dengan gaji sendiri adalah hal yang sangat memuaskan. tapi tidak bagi Lala".. |ku awali kisahnya dengan bismillah|.
Emas putih pemberian Ibu masih menjadi pegangan yang jelas baginya di negeri orang, semenjak pertengahan Desember lalu ia yakin mencari jati dirinya.
Tak ayal, dia sempat bingung dan melengah lagi kebelakang, karena bagitu kerasnya hidup di kota metropolitan, dia sendiri.
Matanya sayu, badan melemah, dan tak jarang omonganpun tak nyambung dengannya. jadi hanya bertegur sapa, sedikit pelepas lelahnya.
Umurnya hampir menginjak kepala 3 alias 30 tahun. Tak ada rasa ragu, atau cemas yang ia tunjukkan, ketika hampir semua teman seperjuangannya telah menjadi Ibu.
Yah..kembali ia teringat Ibunya, Ibu yang sangat mengharapkan dirinya menjadi 'orang'.
Kata itu yang ia pegang sejak sesosok mayat ia temukan di.....
>>>>>>>> to be continue...
Kata-kataku, adalah isi hatiku, bisa itu nyata, atau hanya sebuah fiksi pembenar kenyataan. Mungkin sebagian orang, kata hanya sebuah 'kata'. Kadang terlupa bahkan tak jarang hanya menjadi persinggahan saja. Maka aku mencoba kembali mengingat saja.
Karena aku hanya manusia biasa, dengan senyuman yang nyata..>>dr hati..
*
Club Eighties
Dari Hati
Andai enkau tahu
Bila menjadi aku, sejuta rasa dihati
Lama tlah kupendam,
Tapi akan kucoba mengatakan
Chorus:
Ku ingin kau menjadi milikku
Entah bagaimana caranya
Lihatlah mataku untuk memintamu
Ku ingin jalani bersamamu
Coba dengan sepenuh hati
Ku ingin jujur apa adanya
Dari hati
Kini engkau tahu aku menginginkanmu
Tapi takkan kupaksakan
Dan kupastikan
Kau belahan hati
Bila milikku.. oooo
Chorus
Menarilah bersamaku
Dengan bintang-bintang
Sambutlah diriku
Untuk memelukmu
*hanya sedikit perasaan yang tersimpan dariku untuk seseorang yang telah 'lalu'
Emas putih pemberian Ibu masih menjadi pegangan yang jelas baginya di negeri orang, semenjak pertengahan Desember lalu ia yakin mencari jati dirinya.
Tak ayal, dia sempat bingung dan melengah lagi kebelakang, karena bagitu kerasnya hidup di kota metropolitan, dia sendiri.
Matanya sayu, badan melemah, dan tak jarang omonganpun tak nyambung dengannya. jadi hanya bertegur sapa, sedikit pelepas lelahnya.
Umurnya hampir menginjak kepala 3 alias 30 tahun. Tak ada rasa ragu, atau cemas yang ia tunjukkan, ketika hampir semua teman seperjuangannya telah menjadi Ibu.
Yah..kembali ia teringat Ibunya, Ibu yang sangat mengharapkan dirinya menjadi 'orang'.
Kata itu yang ia pegang sejak sesosok mayat ia temukan di.....
>>>>>>>> to be continue...
Kata-kataku, adalah isi hatiku, bisa itu nyata, atau hanya sebuah fiksi pembenar kenyataan. Mungkin sebagian orang, kata hanya sebuah 'kata'. Kadang terlupa bahkan tak jarang hanya menjadi persinggahan saja. Maka aku mencoba kembali mengingat saja.
Karena aku hanya manusia biasa, dengan senyuman yang nyata..>>dr hati..
*
Club Eighties
Dari Hati
Andai enkau tahu
Bila menjadi aku, sejuta rasa dihati
Lama tlah kupendam,
Tapi akan kucoba mengatakan
Chorus:
Ku ingin kau menjadi milikku
Entah bagaimana caranya
Lihatlah mataku untuk memintamu
Ku ingin jalani bersamamu
Coba dengan sepenuh hati
Ku ingin jujur apa adanya
Dari hati
Kini engkau tahu aku menginginkanmu
Tapi takkan kupaksakan
Dan kupastikan
Kau belahan hati
Bila milikku.. oooo
Chorus
Menarilah bersamaku
Dengan bintang-bintang
Sambutlah diriku
Untuk memelukmu
*hanya sedikit perasaan yang tersimpan dariku untuk seseorang yang telah 'lalu'
Langganan:
Komentar (Atom)