Sabtu ini aku bisa keluar.Baru kali ini aku bisa, tapi tetap masih dalam usahaku, mencari celah waktu.
Memang sih, bukan aku saja yang kamu harapkan untuk jalan. Yang lain juga kan?
Yasudah, siapa saja boleh. Nanti ku kontak mereka sekalian.
Tapi entar aku diantar lagi kan pulang? Soalnya hari ini aku begitu banyak masalah.
Dan pada akhirnya motorku ku sengaja tinggalkan dipertigaan sana.
Semoga ada yang jaga yah..
Haiii.. bengong aja..
Sejak aku menghindari semua hal yang buat ku ragu, rasanya aku semakin perih untuk bernafas. Kenapa ya?
Apa karena aku yang terlalu sensitif? Masa?
Karena itu, tolong yah, aku di jaga, seperti aku menjaga mata hatiku.
Seperti bintang yang ku lihat malam tadi. Dia lengah sedikit menjelang jam 20.00, tapi karena aku memanjakan dia dengan belai nada, dia muncul juga.
Katanya ga bisa jauh-jauh dariku. Senang katanya jika melihatku merangkul jalan.
Duduk termanggu memuja. Dia sangat bahagia. Walau kadang ku jenuh. Tak apa.
Aku sepertinya harus berusaha sabar, sesabar tanah menerima curhatan kesedihan sang hujan. Tak pernah marah, kesal atau malah nyuekin. Tak seperti aku ya?
Maaf yah, mungkin aku yang telah sombong.. seolah-olah aku yang paling menjadi terpilih. Tapi padahal terlalu banyak cinta diluar sana.
Kenapa malah aku memilih yang ini?
Aku hanya cuma sedikit bersuara saja, bahwa katanya cintanya bertumpuk hingga berjuta-juta untukku.
Masa iya? Emang bisa? Semoga saja..